SECERCAH CAHAYA DIBALIK KEBERSAMAAN DALAM PERJUANGAN

Nara memandangi langit malam yang tak berbintang, tertutup awan yang menyisakan rintik gerimis, setelah seharian kota ini diguyur hujan. Sebuah Kota kecil perbatasan jawa tengah dengan jawa timur. Sejak 3 tahun lalu ia mulai mengukir kisah nya dikota kecil ini “SOLO”. Banyak hal yang berubah semenjak ia pindah di kota ini. Tepatnya sejak ia mengenal LDK “Lembaga Dakwah Kampus” di universitas tempatnya belajar, tekadnya untuk berubah menjadi muslimah yang lebih baik semakin kuat. Hingga setahun setelah ia bergabung dengan LDK tersebut ia memutuskan untuk merubah penampilannya, merubah semua hal dalam hidupnya. Bukan berarti semuanya berjalan dengan lancar, banyak  halangan yang nyaris membuatnya menyerah dari proses berhijrah ini, namun ia yakin semua hal yang berada di jalan ALLAH tidak mudah untuk diraih, butuh pengorbanan dan kerja keras yang ekstra hingga kita bisa tetap istiqomah di jalan NYA.
Suara pesan whatsapps membuyarkan lamunannya,
“assalamu’allaikum ukhti, ini ada undangan dari lembaga Ilmu Qur’an untuk mengirmkan 10 orang delegasi masing–masing 5 akhwat dan 5 ikhwan di acara sarahsehan lembaga Ilmu Qur’an yang InsyaAllah akan dilaksanakan besok ahad ba’da ashar di Masjid Nurul Huda. Tolong dikoordinasi,  siapa saja pengurus akhwat yang bisa hadir”, pesan dari akhuna Ahkmad ketua umum LDK di kampus Nara.
“wa’allaikumsalam warahmatullahibarakatu, iya akhi InsyaAllah.
Setelah menerima pesan tersebut ia segera menghubungi beberapa teman akhwat di LDK nya. Alhamdulillah ada beberapa  temannya yang bisa mengahadiri acara tersebut.
Sesuai rencana hari ini ia dan beberapa temannya menghadiri acara sarahsehan lembaga Ilmu Qur’an, lembaga yang khusus memfasilitasi mahasiswa untuk belajar ilmu Al Qur’an, bagaimana cara membaca Al Qur’an yang baik dan benar (ilmu tahshin) dan memfasilitasi bagi siapa saja yang ingin menjadi hafidz atau hafidzhoh. Banyak hal berharga yang bisa ia ambil dari acara tersebut. Dan menyadarkannya bahwa belum ada lembaga seperti itu di kampusnya. Padahal  betapa pentingnya lembaga ilmu Qur’an, mengingat bagaimana kondisi moral pemuda saat ini. Mungkin dari 100 mahasiswa muslim di kampusnya hanya setengah bahkan sepertiga nya yang bisa memebaca Al Qur’an.
Sepulangnya dari acara sarahsehan lembaga Ilmu Qur’an ia dan beberapa teman akhwatnya Sinta, Anita dan Via mulai menyusun strategi terkait perlunya lembaga yang sejenis di kampus mereka. Mungkin awalnya program belajar tahshin dan tahfidz tersebut dimasukkan dalam program kerja LDK mereka, setelah program kerja tersebut berjalan lancar baru lah dibentuk Unit Kegiatan Mahasiswa yang khusus menangani ilmu Al Qur’an. Rancangan ide tersebut disampaikkanya dalam rapat harian lengkap yang sering dilaksanakan di LDK nya. Hampir seluruh anggota LDK  setuju mengenai program tahsin dan tahfidz tersebut. Rencananya program tahshin akan dilaksanakan 2 kali dalam sepekan pada hari senin dan jum’at ba’da ashar untuk yang akhwat dan ba’da maghrib untuk yang ikhwan di salah satu ruang kelas mengingat kondisi masjid kampus yang tidak begitu besar, dengan pengajar dari anggota LDK yang telah baik tahsinnya. Sedangkan program tahfidz dilaksanakan 1 kali sepekan pada hari rabu, dengan meminta bantuan ustadzah Erni untuk yang akhwat dan ustad arif untuk yang ikhwan, beliau – beliau adalah dosen tetap di kampus mereka. Program tersebut dibuka untuk seluruh  mahasiswa yang ingin belajar ilmu Al Qur’an. Alhamdulillah program ini banyak mendapat dukungan pihak kampus dan dari beberapa dosen.
Pamflet pengumuman agenda tersebut segera dipasang seminggu setelah mendapatkan izin dari pihak kampus. Dihari pertama pemasangan banyak mahasiswa yang bertanya apa itu tahshin dan tahfidz, subhanalllah ternyata banyak mahasiswa yang belum faham apa itu tahshin dan tahfidz. Banyak diantara mahasiswa yang belum tertarik dengan program tersebut, bahkan banyak dari mereka menertawakan.
“belajar buat pretest dan postes praktikum saja keteteran belum lagi laporan dan tugas kuliah yang menumpuk, masih suruh ginian.”, kata beberapa mahasiswa ketika melihat pamflet pengumuman.
Sedih sekali ketika Nara mengetahui kondisi pergaulan di kampusnya. Astagfirullhaladzim hanya itu yang bisa ia ucapkan. Tapi ia yakin, usaha dari teman – teman LDK nya ini suatu saat akan membawa perubahan di kampusnya, walaupun tidak semudah membalikkan telapak tangan.
      Sore itu ketika Nara berjalan menuju masjid kampus untuk menunaikan sholat ashar selepas praktikum botani ia dihampiri beberapa mahasiswi.
“assalamu’allaikum mbk.
“waallaikumsalam warahmatullahiwabarakatu.
“ini mbk mau tanya, soal belajar tahshin sama tahfidz itu daftarnya ke siapa ya mbk?
“langsung datang saja ya besok senin, di ruang A.1.2. ba’da ashar. Insyaallah akan dilaksanakan launching perdana dan sekaligus pendaftaran mbak
“oalah gitu ya mbak… oke – oke terimakasih mbak infonya, insyaallah saya mau ikut program tahshin terlebih dahulu.
“iya sama – sama, jangan lupa ajak teman yang lain juga ya….
Senyum menghiasi wajah Nara seusai percakapnnya dengan beberapa mahasiswi tadi, setidaknya masih ada beberapa mahasiswa yang berniat bahkan semangat mengikuti program tahshin dan tahfids ini.
Program tahshin ini dilakukan selama 3 bulan dan ada ujian diakhir periode pembelajaran, jika dalam waktu 3 bulan tersebut peserta masih merasa belum puas atau belum fasih bisa diulang lagi mengikuti pembelajaran angkatan selanjutnya. Walaupun persiapan dari program kerja ini dadakan kurang lebih satu bulan, tapi insyaAllah besok hari senin semua persipan telah matang.
“bagaimana ukhti. Persiapan buat program tahshin besok? Kira – kira apa saja yang masih kurang?”, Tanya Via teman se LDK nya yang juga ikut berpartisipasi dalam program kerja ini.
“Alhamdulillah, insyaAllah persiapan nya sudah fix semua ukht. Mungkin tinggal dari pengurus saja menyiapkan diri untuk besok. O iya ukhti. Buku panduan belajar tahsinnya, pengurus LDK sudah dapat semua kan?”, jawab Nara seraya melipat mukenanya selepas sholat ashar.
“InsyaAllah sudah semua ukhti, untuk pengurus yang akhwat kemarin sudah saya kasih. Kalau untuk pengurus yang ikhwan sudah dibagikan sama akhuna Feri.
“siiippp, bismillah ukhti semoga besok yang daftar banyak ya…
“ iyaa aamiin ukhti. O iya sya duluan ya ukh. Masih ada kuliah hehheheh… assalamu’allaikum”, kata Via seraya menjabat tangan nara.
“ iya ukht, waallikumsalam”, jawab Nara.
Hari yang ditunggu pun tiba, sore ini diadakan launching perdana program tahshin dan tahfids sekaligus pendaftaran peserta, dari sekian ribu mahasiswa di kampus Nara mungkin kurang dari seperlima nya yang hadir dan mendaftar di program tahshin dan tahfidz ini. Senyum menghiasi setiap wajah wajah dari pengurus LDK,
“tak apa jika pada launching perdana dan pendaftaran angkatan pertama tahshin dan tahfidz ini baru beberapa mahasisiwa yang tertarik. Mungkin sisa dari mereka yang belum mendaftar, sudah baik dan benar bacaan Al Qur’an nya. Bukannkan kita harus selalu berkhusnudzon”, kata akh. akhmad ketua umum LDK, ketika diakhir rapat evaluasi mengenai launching dan pendaftaran angkatan pertama program tahshin dan tahfidz di kampus mereka.
Proses pembelajaran akan dimulai pada pertemuan selanjutnya, untuk yang akhwat dilaksanakan ba’da ashar sedangkan yang ikhwan dilaksanakan ba’da maghrib. Hari senin dan jum’at untuk program tahshin dan hari rabu untuk program tahfidz.
Alhamdulillah Allah selalu memberikan kemudahan bagi hambanya yang berjuang dijalan NYA. Seperti program ini Allah selalu memberikan kemudahan disetiap prosesnya. Proses pembelajaran dapat berjalan sesuai rencana, bahkan setelah 2 bulan berlangsungnya program ini banyak teman – teman yang awalnya belum tertarik belajar tahshin dan tahfidz mulai bertanya kapan ada pendaftaran lagi.
“Semoga semangat belajar teman – teman kita selalu istiqomah ya ukhti nara, bukan Cuma semangat belajar ilmu dunia tapi juga belajar ilmu agama”, kata Anita, selepas mengajar tahshin.
“iya aamiin. Tapi bukan cuma semangat mereka lo yang harus istiqomah, semangat kita pengurus LDK juga harus istiqomah. Semangat untuk terus belajar dan semangat untuk terus berbagi. “ jawab Nara.
“semoga kedepannya, program belajar tahshin dan tahfidz ini bisa berkembang menjadi Unit Kegiatan Mahasiswa ya ukht. Agar LDK bisa focus m


engenai dakwah dan belajar ilmu agama secara umum.
“ iya ukhti anita, aamiin.
Walaupun saat ini masing – masing anggota LDK sedang disibukkan dengan program tahshin dan tahfids, mereka tak pernah lupa dengan program kerja rutinan tiap pekan yaitu kajian. Karena lewat kajian lah mereka dapat berbagi ilmu agama, entah itu tentang fiqh, akhlak, siroh  ataupun isu–isu terkini terkait agama. meskipun yang hadir hanya beberapa. Mungkin hanya melalui program kerja seperti ini cara mereka teman – teman LDK untuk memberikan secercah cahaya dikampus mereka, cahaya yang kelak walaupun diterpa hujan badai ia akan tetap menjadi suatu hal yang indah yaitu menjadi pelangi.
“ukhti nara, apa arti LDK bagi anti?”, Tanya Anita tatkala mereka duduk didepan mushola kampus selepas sholat maghrib.
“sulit menggambarkannya ukhti. Tapi  ada 1 kutipan yang sangat berkesan bagi ku ukh.
Bersama adalah Berjuang
Kebersamaan dalam ikatan aqidah akan mengikrarkan sebuah perjuangan untuk menegakkan aqidah itu. Tiada kemulian tanpa perjuangan. Dalam perjuangan itu, musnah segala khawatir dan takut. Hilang gelisah, resah, dan kalut. Karena kebersamaan yang kita ukir begitu meneguhkan. Kebersamaan yang  menyandarkan kekuatanya kepada Allah, Dzat yang telah meridhai kebersamaan dan persaudaraan ini. Bahkan dikala jumlah jauh lebih sedikit dan peralatan terbatas, kebersamaan yang disandarkan kepada Allah ini sekali lagi menjadi inspirator kekuatan dalam perjuangan. Kesulitan, kerepotan rasa sakit…. Semua yang ada dalam kebersamaan perjuangan imani ini melahirkan kegemilangan itsar yang tiada duanya dalam sejarah. Puncak persaudaraan yang menembus langit – langit peradaban ini, menjadi nilai termahal. Betapa indah kebersamaan dalam perjuangan. (Salim A. Fillah dalam buku Saksikan Bahwa Aku Seorang Muslim)
Bagiku seperti itulah LDK ukh kebersamaan dalam perjuangan yang begitu indah. Perjuangan dalam menciptakan secercah cahaya yang insyaAllah kelak akan terangkai mejadi pelangi melalui halangan rintangan dan ujian yang mampu kita hadapi bersama”, jawab nara seraya tersenyum melihatkan lesung pipi nya.

Komentar